Tuesday, August 20, 2013

The Mystery of the Yellow Room



Title: Mystery of Yellow Room
Original Title: Le mystère de la chambre jaune
Author: Gaston Leroux
Publisher:  VisiMedia Pustaka (2013)
ISBN: 9789790651869
Pages: 327 pages
Original Published Date: 1907


Cuplikan dari sinopsis:
Joseph Rouletabille, wartawan muda yang juga detektif amatir bersaing dengan Frederick Larsan, seorang detektif profesional dalam mengungkap sebuah misteri kejahatan yang terjadi di sebuah ruangan tertutup, "kamar kuning". Mademoiselle Stangerson - anak tunggal Profesor Stangerson, seorang ilmuwan terkenal - nyaris terbunuh di kamar itu. 

Bagaimana kejahatan dapat terjadi di tempat yang tidak bisa dimasuki oleh orang lain? Bagaimana pelaku bisa keluar dari ruang tertutup? Apa motif di balik tindakan pelaku? Siapa pelakunya? Bagaimana pula Roulletible membongkar kasus tersebut dengan begitu mencengangkan?

Jika di Inggris ada Sir Arthur Conan Doyle dan di Amerika ada Edgar Allan Poe, di Prancis ada Gaston Leroux yang tak kalah piawai merangkai cerita detektif. Mystery of Yellow Room ini adalah karya monumentalnya!

Di antara novel-novel crime fiction klasik terbitan Visimedia bbrp waktu belakangan ini --Lupin, Raffles, Lecoq, Dupin, Father Brown, Notting Hill-- kisah Leroux yang satu ini sukses jadi favorit saya. Misterinya rumit, kelokan-kelokannya alurnya cukup unik, sedangkan penyelesaiannya sangat memuaskan.

Kisah diawali dengan pemberitaan nyaris terbunuhnya Mmle. Stangerson di dalam sebuah kamar yang terkunci rapat dan dengan jendela-jendela berteralis di sebuah pavilliun di daerah terpencil. Senjata yang digunakan ditemukan di dalam kamar berikut jejak tangan berdarah si penyerang, namun penjahatnya sendiri raib tak berbekas. Korban yang kemudian sadar menutup mulut rapat-rapat tentang siapa dan bagaimana hal ini terjadi. Tunangan Mmle. Stangerson, M. Robert Darzac, tampaknya mengetahui siapa si penyerang dan motif kebungkamannya, namun ia lebih memilih ikut menutup mulut (walaupun kemudian terancam hukuman mati karena dituduh sebagai si penyerang) daripada mengkhianati kepercayaan wanita tersebut.

Joseph Roulletible, wartawan investigasi, dan M. Jean Sainclair, pengacara yang mengenal M. Darzac, berusaha menyelidiki fakta-fakta yang sebenarnya, meskipun semakin banyak bukti-bukti yang dibawa Detektif Polisi Frederick Larsan yang menuding M. Darzac sebagai pelakunya.

Misteri kemudian menjadi semakin memusingkan karena si pelaku bahkan mampu menghilang dari kepungan Detektif Larsan, Roulletible dan si Penjaga Rumah di sebuah koridor tertutup di Chateau du Glandier, rumah M. Stangerson.

Saat Mmle. Stangerson kembali hampir tewas tertusuk dan M. Darzac ditahan sebagai pembunuh, Roulletible memilih pergi Amerika, ke awal kisah yang sesungguhnya, hanya berbekal potongan percakapan yang pernah didengarnya serta kepercayaannya pada M. Darzac, dan berharap kemampuan intuitif dan berpikir logisnya mampu menghindarkan kisah cinta Mmle. Stangerson dan M. Darzac pada akhir yang tragis.


****

Wow! Itulah kesan pertama saat saya membaca penjelasan Roulletible tentang kejahatan ruang tertutup yang terjadi di awal kisah. Kesan keduanya adalah.... "ooo gitu to, harusnya aku juga tau itu!" karena seperti kisah-kisah penyelidikan Poirot, semua fakta-fakta penting telah dijabarkan dengan halus tapi lengkap di sepanjang alur cerita. Bahkan peta lokasi cerita dan bagan ruangan beserta letak jendela-jendela dan pintu-pintunya juga disertakan di dalamnya. Pembaca boleh merasa ditantang untuk ikut memecahkan kasus ini, yaitu bagaimana tindak kejahatan di ruang tertutup itu dapat dilakukan, meskipun masalah motif disimpan rapat-rapat, dan baru diberikan di bab paling akhir dari novel.

Sedangkan untuk misteri pengejaran di koridor rumah Chateau du Glandier, saya sedikit kurang terkejut --malah sebenarnya menjadi petunjuk utama siapa si pelaku si*l*n ini sebenarnya, sebelumnya saya sama sekali tidak punya gambaran-- karena seingat saya salah satu novel Agatha Christie pernah memakai trik yang sama persis. (saya lupa judulnya, kasus mrs. marple, kejadiannya di rumah besar tempat perawatan atau semacamnya)

Endingnya dibuat sangat dramatis, dengan penyelesaian yang tak terduga-duga (saya membayangkan Pak Hakim dan para polisi Paris itu kalang kabut mengejar si pelaku sesungguhnya sekaligus maaaakaaan ati sekalee dengan tindakan Roulletible yang.... yah demikianlah. he3x). Sedangkan untuk sosok Roulletible sendiri, sangat dimanusiawikan dengan memperlihatkan keadaannya yang tertidur pulas kelelahan, saat M. Sinclair sedang mengomel panjang lebar.


****


Oh iya, jika saya merasa bahwa banyak kemiripan tipe penceritaan misteri ala Gaston Leroux ini dengan novel-novel AC, ternyata memang demikian adanya. Dari endorsment di sampul belakang buku ini dituliskan:
Novel ini menakjubkan Agatha Christie dan mengilhaminya untuk menulis novel sejenis, hingga dia menjadi novelis perempuan dengan genre detektif paling terkenal seantero dunia.
Jadi ya gak heran kalau memang sejenis dan setipe. Hanya saja beberapa tokoh-tokoh utama AC seperti Poirot sedikit lebih pasif dan lebih suka duduk dan berpikir, mengurutkan fakta-fakta dan mengurainya satu-persatu dan mengirim orang lain (Japp, Battle, Hasting) untuk untuk mengumpulkan fakta-fakta di lapangan,  Roulletible juga memerlukan "duduk diam dan bepikir" namun ia juga "seaktif anjing pelacak" dalam mengumpulkan barang bukti dan fakta di lapangan.

Dan juga, kalau Poirot bentuk kepalanya bulat telur, kepala Roulletible berbentuk bulat peluru. #apaansih #gapentingbanget :p :p :p

M. Leroux sendiri mungkin lebih dikenal pembaca dari kisah historik-tragis Phantom of the Opera. Namun sebenarnya, ia juga sangat terkenal sebagai pengarang kisah-kisah misteri dan detektif. Misteri di kamar kuning ini kerap dianggap salah satu kisah kejahatan ruang tertutup terbaik sepanjang masa, dan karier Roulletible dalam dunia fiksi berkelanjutan hingga delapan novel (semoga VisiMedia tertarik untuk menerbitkan kisah-kisah selanjutnya).


****


Edisi Bahasa Indonesia dari VisiMedia ini translasinya enak dibaca. Typo hanya terbaca satu buah (h.302 sehinga --> sehingga). Terbitan ini menyertakan pula denah dan bagan seperti yang saya sebut di atas, tapi tampaknya asli dari jaman menulis masih memakai mesin ketik, jadi bagannya (h. 56 dan 163) juga masih sangat seadanya dan terputus-putus. Denah hal 163 juga salah menulis keterangan (Frederic Kamar Larsan --> Kamar Frederic Larsan). Hal lain, di beberapa halaman, ada tempelan ilustrasi, sebagian berupa clip art (gak masalah), sebagian lagi berupa foto hitam putih. Nah, format tulisan warna hitam
di latar belakang gambar greyish tone (seperti di h. 42 dan 198) ini jadinya agak sulit dibaca. Usul: kalau boleh lebih baik kalau dihilangkan saja.

Covernya, saya suka. Warna kuningnya sangat menyolok, apalagi dengan tulisan berwarna merah. Ilustrasinya (jendela plus beberapa serangga dan laba-laba?) meskipun tidak ada hubungannya dengan cerita,tapi tetap berkesan misterius. Judul, dari GoodReads dan Google, title asli edisi bahasa inggris yang saya lihat berbunyi The Mystery of the Yellow Room, Namun di sini hanya dituliskan Mystery of Yellow Room. Tidak salah sih, cuman agak aneh aja. (what yellow room? which one?)
ETapi kenapa ya judulnya (di cover dan di halaman KDT) harus ditulis seperti ini: MysTerY < -- alay jablay sekalee #galau

No comments: