Original Title: The Two Pearls of Wisdom
Author: Alison Goodman
Publisher: Mizan Fantasy (2012)
ISBN: 9789794336724
Pages: 577 pages
Original Published Date: 2008
Awards: Aurealis Award for Best Fantasy Novel & Nominee for Young Adult Novel (2008), ALA Best Book for Young Adults (2009)
Title: Eona: Punggawa Naga Terakhir
Original Title: The Necklace of the Gods
Author: Alison Goodman
Publisher: Mizan Fantasy (2012)
ISBN: 9789794336731
Pages: 672 pages
Original Published Date: 2011
Awards: ALA Teens' Top Ten Nominee (2012), Norma K. Hemming Award Nominee (2012)
Kedua buku ini benar-benar memuaskan sebagai bacaan YA Fantasy. Penceritaan yang mengalir dan penuh adegan laga, intrik politik dan kekuasaan, karakter-karakter kuat yang tidak hitam-putih -- dengan beban, ambisi dan keraguannya masing-masing -- semua dibalut dalam budaya dan mitologi oriental yang kental. Dan para pecinta makhluk bernama Naga, di sini bukan hanya menemukan satu, dua atau tiga Naga, tetapi ada Duabelas, iya 12 Naga sekaligus, yang masing-masing melambangkan siklus tahunan yang sering kita sebut Shio. Awalnya sedikit aneh sih, menyebut Naga Tikus, Naga Ayam atau Naga Anjing. Maksudku, Naga ya Naga, Tikus ya Tikus. Tapi dengan meminggirkan pikiran aneh itu, ceritanya sangat asyik dinikmati. Petualangan bocah kasim pincang bernama Eon, yang sebenarnya cewek bernama Eona, yang menjadi Punggawa Naga Kembar, lalu terjebak dalam perebutan tahta antara Sang Putra Mahkota Kygo dan pamannya, High Lord Sethon, serta kebimbangannya untuk memegang kekuatan Naga secara murni seperti yang ditawarkan Punggawa Naga Tikus, Lord Ido, atau menyerahkan kesetiaannya pada seorang Kaisar yang baru. Tentu saja kisah ini tidak lengkap tanpa adanya cinta segitiga yang terjalin diantara masa-masa pergolakan tersebut.
***
Eon
Kisah diawali di tahun Naga Tikus, saat siklus tahunan berputar. Punggawa Naga Tikus, Lord Ido, akan memegang tampuk kekuasaan di Dewan Naga, dan Sang Naga Tikus akan memilih seorang kandidat untuk menjadi muridnya. Eon, adalah salah satu kandidat ini. Harapan satu-satunya dari seorang Master yang telah jatuh miskin dan sakit-sakitan. Sayangnya, meskipun Naga Tikus cukup tertarik pada dirinya, akhirnya Sang Naga memilih seorang kandidat yang lain. Tapi kekecewaan Eon berubah menjadi ketakjuban karena ternyata ia malah membangkitkan Sang Naga Kembar yang telah menghilang seratus tahun lamanya.Sementara Eon masih belum sadar atas status barunya ini, intrik istana sudah melingkupinya. Sang Kaisar dengan cepat memasukkan Eon dalam perlindungannya dengan harapan mampu mengimbangi timbangan kekuasaan antara dirinya melawan saudara tirinya, High Lord Seton-seorang Jendral yang memegang kekuatan militer kerajaan- yang dibantu oleh Lord Ido. Masalahnya, Eon bukan saja belum tahu cara mengendalikan kekuatan Naganya, kontrak penyatuannya dengan sang Naga bahkan belum lengkap, karena Eon belum mengetahui nama Naga Kembar yang baru bangkit tersebut. Sang Naga adalah pemegang kebajikan kebenaran, sedangkan seluruh keberadaan Eon adalah kebohongan besar.
Keadaan ini menjadi semakin rumit saat Lord Ido mengetahui rahasia Eon sebagai seorang gadis, yang ternyata merupakan kunci dari sebuah manuskrip hitam yang memegang rahasia kekuatan mutlak Naga-Naga. Belum lagi Eon mampu memecahkan masalah ini, timbangan kekuasaan yang beberapa waktu stagnan, kembali bergolak dengan wafatnya sang Kaisar. Lord Sethon dengan cepat menggunakan tentaranya menguasai Ibukota dan Istana, memaksa Pangeran Mahkota Kygo melarikan diri. Waktunya Eon untuk memilih, pilihan yang akan menentukan nasib seluruh kerajaan.
Eona
Eona - dulu Eon - telah memutuskan bergabung dengan pasukan pemberontak. Para Punggawa Naga dan murid-muridnya semua telah tewas, kecuali Lord Ido -yang disiksa di penjara- dan Dillon, muridnya yang menghilang sambil membawa manuskrip hitam. Agar Eona dapat sepenuhnya memahami kekuatan Naga, ia membutuhkan Ido untuk mengajarinya, sehingga -dengan bantuan Kygo- Ido berhasil dibebaskan dan bersedia menjadi guru Eona dan mendukung pasukan Kygo. Namun di balik itu Ido memiliki agendanya sendiri. Kekuatan mutlak. Kesetiaannya bukanlah pada Sethon maupun Kygo, tapi pada pengendalian kekuatan 12 Naga sekaligus yang rahasianya disimpan dalam manuskrip hitam yang dibawa Dillon.Sementara pertempuran pamungkas Kygo dan Sethon semakin mendekat, Eona sekali lagi dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Pengkhianatan dan cinta segitiga leluhurnya seabad lalu, seakan-akan hadir kembali saat ini antara dirinya, Kygo dan Ido. Bukan itu saja, manuskrip berikat mutiara peninggalan leluhurnya juga membuka rahasia lebih dalam tentang kekuatan sesungguhnya dan keselamatan para Naga. Pilihan yang diambil Eona mungkin mengharuskannya mengorbankan nyawa Kygo....
***
Yang paling kusukai dari kedua buku ini (terutama di buku keduanya) adalah kemampuan pengarangnya untuk menciptakan karakter-karakter yang bukan saja sangat manusiawi tapi juga bertindak 'sangat dewasa'. Tidak bodoh-tak berpikir tak bertanggung jawab-pokoknya aku cinta padamu kan kulakukan semuanya untukmu. Tidak pula menjengkelkan, sangat ambisius sampe gak punya hati. Pada Kygo dan Eona, Kygo sebagai calon Kaisar pemegang kekuasaan tertinggi sebuah kerajaan, tidak serta merta percaya mati pada Eona. Saat ia membuat Eona harus membuktikan bahwa Eona tidak memiliki kuasa pengendalian atas dirinya seperti pada Ryko atau Ido, itu moment kritis yang benar-benar bagus. Sangat menyakitkan, tak mengenakkan, tapi benar-benar perlu. Demikian pula Eona. Rahasia kekuatan mutlak para Naga yang dipelajarinya dari Ido tetap dipegang rapat-rapat dari Kygo. Bagaimanapun Kygo sedang berperang, dan kekuatan mutlak dapat membuat siapapun gelap mata. Walaupun demikian, mereka berdua sama-sama sadar akan akibat dari ketidakpercayaan ini terhadap hubungan mereka dan memikulnya walau menyakitkan. Tanggung jawab terhadap kerajaan versus keinginan pribadi. Dan sepanjang buku, jalinan romansa yang bisa dibilang berdasar pada ke(tidak)percayaan ini sangat menarik untuk dinikmati. Belum lagi ditambah ada sosok Ido di tengah keduanya. Kharismatik, pengendali Naga Tikus yang sangat mumpuni dan ambisius (baca: sexy bad boy antihero ;) ). Haus kekuasaan dan tidak ragu-ragu bertindak. Meski begitu, ia juga mampu mengorbankan satu-satunya kesempatan melarikan diri dari penjara Sethon demi menyelamatkan Eona. Apa motif sesungguhnya, sampai akhir hanya dapat diduga-duga.
Jalinan cinta lainnya, antara Ryko si Pengawal Bayangan dengan Lady Dela, juga amat sangat-sangat-sangat tidak biasa, melewati batas-batas adat, status sosial, gender, fisik, kehidupan dan entah apa lagi, membuat saya hanya dapat berkata, "yeah beibi, luve is everywhere. let them be." Karakter Lady Dela ini benar-benar mengagumkan. Seorang contraire yang cerdas, cerdik, cantik dan sanggup menerima kehidupan dengan segala jungkir baliknya nasib dengan tetap tersenyum, namun teguh pada apa yang diyakininya. Eona sangat beruntung Kaisar lama membuat Lady Dela sebagai pembimbingnya. (what is contraire you asked? just read...)
Karakter-karakter yang lain juga lumayan kompleks. Bangsawan Brannon, Guru Eona dengan nasib yang sedikit menyedihkan. Dengan kemiskinan dan kondisi fisiknya yang tergerogoti, dan demi ambisi menjadi master seorang punggawa Naga, ia mampu menyakiti Eona seperti itu. Tapi jika tidak terjadi demikian, apakah Eona dapat menjadi kandidat punggawa Naga? Ditambah lagi penyesalan seumur hidupnya yang hanya bisa diutarakan pada Chart. Menyedihkan. Sama menyedihkannya dengan Rilla, pelayannya yang setia, ibu tunggal dari seorang cacat, yang membuatnya terikat selamanya pada kebaikan hati tuannya. Lalu ada pula Tozay, si nelayan yang ternyata adalah Jendral para pemberontak. Yuso, pengawal kepercayaan Kygo yang pada akhirnya harus memilih antara Tuannya atau nyawa putranya. Dillon, murid punggawa naga yang awalnya sangat bersahabat namun akhirnya mabuk kekuasaan. Dan tentu saja High Lord Sethon. Pangeran tertua, kakak dari Kaisar lama, namun tak berhak menjadi Kaisar karena terlahir dari seorang selir.
Meskipun demikian, beberapa tokoh tampak terlupakan. Tokoh yang paling tidak tergali, tentu saja Vida, putri Tozay. Di awal buku 2 dikisahkan bahwa tunangannya terbunuh saat desa nelayan diserang para Naga yang mencari Eona, dan oleh karenanya ia benar-benar tidak suka pada Eona. Tapi di tengah-tengah, tiba-tiba saja ia menjadi pendukung setia Eona. Tidak dijelaskan sedikitpun perubahan sikap ini kenapa atau untuk apa. Lah, kalo gitu mending dari awal gak usah dipanjang-panjangkan kisah hidupnya. Ada juga ibu Eona (aduh sapa ya namanya, sampe lupa). Munculnya hanya sekilas, tidak penting dan tidak ada kelanjutan ceritanya sedikitpun, tapi keberadaannya disebut-sebut dari awal cerita. Hmm.....
***
Ilustrasi covernya kereeeeen. Naganya OK dan Eona tergambarkan baddass sekali (jadi teringat Milla Jovovich di Ultraviolet). Sebenarnya cover-cover inilah yang pertama kali membuatku tertarik membacanya, tapi kalau disesuaikan dengan setting dalam ceritanya yang lebih ke kostum klasik tertutup kok jadinya kurang sesuai ya....
No comments:
Post a Comment