Tuesday, February 05, 2013

The Railway Children


Title: Anak-anak Kereta Api
Original Title: The Railway Children
Author: E. Nesbit
Publisher: PT Gramedia Pustaka Utama (2010)
ISBN: 9789792252576
Pages: 312 pages
Original Published Date: 1906


Buku anak-anak yang sebenarnya bagus ceritanya, tapi sedikit membosankan penceritaannya. Kita diceritakan bahwa ketiga anak ini - Bobbie, Peter dan Phillys- sedang bersenang-senang, tapi tidak terbaca bahwa mereka sedang bermain gembira. Atau bahwa mereka sedang sedih, tapi tidak menyentuh hati. Apalagi dengan POV orang ketiga, yang kadang-kadang menyelipkan 'pesan sponsor' untuk jadi anak baik, tabah, dst, dst, yah, jadinya... sedikit tanggung. Padahal latar belakang kisahnya cukup menjanjikan.


Tersebutlah sebuah keluarga, Ayah, Ibu dan tiga orang kakak beradik tinggal di London dengan bahagia. Tiba-tiba sang Ayah pergi menghilang, sedangkan si Ibu dan anak-anaknya pindah entah ke daerah mana, pokoknya rumah mereka itu sangat dekat dengan rel kereta api dan sebuah stasiun kecil. Di sini, ketiganya akhirnya berkenalan dengan pak kepala stasiun, pak porter dan dokter di desa, serta Direktur Kereta Api yang tiap pagi dan sore naik kereta melewati rel di belakang rumah mereka. Nah selama tinggal di pondok itu, ada beberapa petualangan yang cukup seru, misalnya:

1. menghentikan kereta yang lewat karena ada tanah longsor menutupi rel beberapa jauhnya dari situ *kata peter, mereka sudah tidak ada waktu lagi untuk pergi ke stasiun untuk memperingatkan kareta berikut yang akan lewat. tapi belakangan diceritakan tidak begitu jauh dari sana ada pondok penjaga sinyal kereta. ya, brarti kan tidak perlu ke stasiun, ke penjaga sinyal saja, supaya dia tidak memberikan semboyan 40 buat kereta yang mau lewat. tapi kalo begitu, kan kurang heroik kali ya, gak pake acara pingsan di rel kereta juga ;) *

2. menampung dan merawat seorang penulis Rusia bekas tahanan politik yang jadi tentara tapi desersi dan pergi ke Inggris untuk mencari istri dan anaknya *ok, seseorang yg bernasib seperti si Rusia ini bisa saja termotivasi untuk pergi ke London tanpa bisa berkata sepatah katapun bahasa Inggris. yang aneh di sini, sebenarnya setelah ia sampai di London waktu itu --jika tidak mengira harus ganti kereta, lalu sakit, lalu ditolong oleh si Ibu-- terus mau ngapain? nyari anak istrinya tanpa alamat tanpa kenalan tanpa uang tanpa sepatah katapun bahasa Inggris? termotivasi sih iya, kurang realistis juga sangat iya *

3. menyelamatkan bayi si tukang perahu dari kebakaran *uhhm... cuman heran saja, itu si tukang perahu marah-marah gitu cuman karena peter mau mancing, kenapa ya? *

4. dan menyelamatkan seorang anak yang patah kaki di terowongan gelap *ini kejadian yang paling aneh. si anak ini sedang mengikuti acara main jejak-kertas anak-anak sekolahannya. semua anak masuk ke terowongan, si kaus merah ini jatuh, patah tulang, dan pingsan, tapi tak ada satupun temannya yang tahu dan menolong. lalu meskipun tampaknya semua orang -termasuk pak perks si portir- tahu dan meskipun medannya cukup berbahaya, masuk terowongan kereta api yang gelap gulita, tapi tidak ada orang dewasa yang mengawasi jalannya permainan ini. Lebih lagi, mereka main jejak-kertas di terowongan gelap, tapi tidak membawa lampu, senter, lilin atau apapun...lalu mau cari jejaknya pakai apa? mata batin??!? *

Selain itu, yang juga rada aneh di mataku, kenapa anak-anak ini tidak bersekolah ya *Peter baru saja berulang tahun ke-10, kira-kira Bobbie dan Phillys berumur berapa ya?* Meskipun begitu di bagian akhir, saat si Ibu sudah tidak terlalu sibuk menulis lagi, ada beberapa kalimat yang menjelaskan bahwa mereka sekarang belajar bersama ibu mereka. Selain tidak bersekolah, juga tidak ada interaksi antara mereka dengan anak-anak lain dari desa mereka. (lagi-lagi) kenapa ya?

Tapi di balik semua rumble gak jelas di atas *lagi galau*, menurut aku ini buku anak-anak yang tak lekang oleh waktu. Kisahnya yang sederhana dan penuh petualangan pasti sangat disukai pembaca muda. Endingnya juga sangat melegakan. Everything's gonna be OK. The End :D

***

nb: oiya, satu lagi, edisi yang saya baca ini terbitan GPU Juni 2010, di cover buku ini dituliskan pengarangnya Edith Nesbit. Memang tidak salah sih, tapi setahu saya -CMIIW- 'trademark' beliau saat mengarang adalah mencantumkan nama E. Nesbit. Lalu... T_T

No comments: