Saturday, June 16, 2012

Sepatu Dahlan, dari desa pelosok ke Istana

Alkisah ada seorang bocah tukang angon kambing. Hidup serba kekurangan dari keluarga serba terbatas. Ayahnya buruh tani serabutan, ibunya sudah tiada. Setiap hari bocah ini harus berjalan 6km bolak-balik tanpa alas kaki di jalan beraspal di tengah terik matahari, hanya untuk meneruskan sekolahnya. Saat itu satu-satunya cita-citanya adalah punya sepatu dan punya sepeda. Praktis dan tidak muluk. Sepatu akhirnya didapat saat kelas 2 Ibtidaiyah, sepatu bekas yang sudah robek di bagian jempolnya. Sepeda, tidak pernah tercapai.

Demikianlah sekelumit show K!ck Andy tadi malam (15/5/2012 22.00 WIB MetroTV). Si bocah sekarang sudah menjadi mentri. Sepatu bekas jempol bolong yang biasanya dipakai hanya hari Senin saja (biar awet) sekarang sudah berganti jadi sepatu mentereng. Dipakai setiap hari, juga saat pergi ke Istana Negara menemui Presiden dan bahkan saat pelantikan kabinet. Sepeda sudah berganti mobil Alphard keluaran terbaru. Tapi orangnya sendiri, tidak berubah, tetap saja blak-blakan, pekerja keras yang suka langsung terlibat dan bukan hanya asal perintah.

Saat ini, siapa sih yang tidak mengenal sosok seorang Dahlan Iskan. Seorang teman pernah berkata penuh kekaguman, bahwa beliau ini spesialis perusahaan bangkrut. Prestasi pertamanya tentu saja saat ia mengubah Harian Jawa Pos yang sudah setengah hidup menjadi konglomerasi bisnis media hanya dalam waktu 5 tahun. Kemudian beliau dipercaya memegang kendali Perusahaan Listrik Negara. Sama saja, perusahaan negara yang tiap tahun mengeluh selalu ruuugiiii, dalam hitungan tahun sebelah tangan saja sudah mencatatkan profit bersih sekian mil. Belum lagi terobosan listrik pre-paid yang membuat para pemilik rumah kontrakan bisa bernafas lebih lega.

Meski banyak yang terkesan pada kebijakan-kebijakan beliau, tidak sedikit pula yang menganggapnya berlebihan. Seperti di hari-hari pertama beliau menjabat Mentri BUMN, sebuah pernyataan kontroversial dilontarkannya, bahwa 70% perusahaan BUMN itu sarang korupsi dll. Masalah ini, siapa sih yang tidak tahu, tapi baru sosok yang satu ini yang berani menyatakan dengan lugas dan terang-terangan. Atau saat beliau naik ojek demi menerobos kemacetan Jakarta yang bisa bikin orang mati tua di jalan. Atau saat beliau memilih mengabaikan protokoler (kasihan jg ya org yg jd ptgs protokoler mentri bumn saat ini) dan saat beliau menginap di rumah warga miskin di desa tertinggal. Dahlan Iskan lebay, katanya. Sok rendah hati. Menurut saya tidak. Beliau cukup sombong kok untuk mengakui bahwa sekarang dia sukses dan kaya dan pejabat. "Sepatu saya ini mahal lho," katanya sambil menjulurkan sepatu keluaran perusahaan ternama. "Mobil pribadi saya itu lebih mahal daripada mobil dinas!" katanya menjawab mengapa menolak fasilitas pejabat. Dahlan Iskan itu hanya mencari sensasi. Seperti saat ia membuka gerbang tol dan meloloskan seratusan kendaraan yang terjebak macet di jalan tol dalam kota. Menurut saya tidak. Beliau suka mencari akar permasalahan dan memecahkannya. Tak lama setelah itu, kebetulan atau tidak, jasa marga meluncurkan kartu pembayaran e-toll yang 'mengurangi waktu pembayaran menjadi 1 detik per kendaraan'. Dan Dahlan Iskan ada di sana, ikut menjual kartu-kartu tersebut kepada para pengemudi. Saya juga suka perkataan beliau tentang 'Pembodohan Akal Sehat'. Jika kita melihat suatu permasalahan menjadi hal yang biasa, dan menerimanya begitu saja tanpa berusaha memecahkannya, saat itulah kita sudah kehilangan akal sehat kita. Jalan tol seharusnya cepat sampai, jangan menganggap macet di jalan tol adalah biasa! (yah semoga d, Pak, untuk mslh yang satu ini!)

Kembali ke teman saya dan cerita perusahaan bangkrutnya, ia berandai-andai, mendingan negri kita yang lagi kebanyakan masalah ini, dikasihkan saja untuk diurus sama si Bapak. Siapa tahu hanya dalam hitung 1-2 masa jabatan, bisa berubah balik jadi negri makmur gemah ripah loh jinawi (diucapkan dengan bersungguh-sungguh, dan dengan logat jaawa yang sangat 'medhok'). Saya tertawa mengingatnya. Tapi, tampaknya teman saya itu bukan satu-satunya yang berpendapat demikian. Sounding menjelang pemilu mendatang yang ingin mencalonkan Dahlan Iskan menjadi RI1 sudah sangat sering terdengar. Bagaimana kelanjutan cerita si bocah angon kambing ini di masa mendatang, tampaknya baru nanti dapat kita dengar. Saat ini saya kembali tertawa-tawa melihat seorang menteri paling populer di negri ini sedang memperagakan kegunaan-kegunaan sepotong sarung di televisi nasional.

No comments: