Monday, April 02, 2012

It's Quite True

Judul Cerpen: It's Quite True
Pengarang: Hans Christian Andersen

Mengingat masa kecil dulu, tidak terlupakan kesukaanku pada dongeng dan cerita. Mulai dari fabel tradisional seperti Si Kancil, sampai dongeng Putri Salju, dari kisah Lebai Malang sampai petualangan Aladin dan lampu ajaibnya. Semuanya kudengarkan dan kuingat-ingat dengan baik. Namun beranjak besar, dongeng-dongeng karya Hans Christian Andersen-lah yang paling meninggalkan kesan dalam benak.

Fairy Tales by HC Andersen (Penguin Popular Classic)Ceritanya tidak melulu tentang putri-putri yang menunggu 'prince charming'-nya datang untuk menyelamatkan dirinya, atau bahwa semua yang diperlukan dalam hidup hanyalah budi baik dan kecantikan rapuh. Satu hal lagi yang paling penting, tidak semua ceritanya berakhir dengan 'mereka hidup bahagia selama-lamanya!' Dongeng HC Andersen juga memperlihatkan bahwa kadang-kadang kita juga perlu berkorban untuk melihat orang yang kita cintai berbahagia (Little Mermaid), menunjukkan bagaimana orang banyak dapat bersikap demikian munafik (Emperor's New Clothes), mengajarkan untuk belajar hidup mandiri (Ugly Duckling), atau bahkan yang kenyataan yang menyedihkan, kematian (Little Match Girl)!

Nah, ada satu fabel HCA yang sangat menarik yang berjudul It's Quite True. Begini ceritanya:
Alkisah ada seekor ayam betina di sebuah peternakan. Saat sedang membersihkan dan menghaluskan (preening) bulu-bulunya sebelum tidur, selembar bulu halus lepas, sehingga dia berkata bahwa semakin ia menghaluskan bulu-bulunya, semakin cantiklah dia jadinya. Seekor ayam betina lain mendengar itu dan meneruskan pada seekor burung hantu bahwa ada ayam yang ingin mencabut semua bulunya agar terlihat cantik. Burung hantu bergosip pada burung dara, dan kisah seekor ayam sekarang menjadi dua ekor. Burung dara terbang ke peternakan tetangga, dan menceritakan bahwa dua ekor ayam mati karena mereka mencabut semua bulu-bulunya untuk menarik perhatian si ayam jago. Cerita ini didengar si kelelawar dan diteruskan ke peternakan lainnya. Dari peternakan ke peternakan, dari mulut ke mulut. Demikian selanjutnya, hingga di pagi hari, cerita ini kembali ke peternakan semula. Kisahnya kini sudah menjadi lima ekor ayam berusaha mencabut semua bulu-bulunya dengan heboh sampai berdarah-darah dan mati, demi cinta seekor Ayam Jago. Tentu saja si ayam betina yang hanya kehilangan selembar bulu halusnya sudah tidak mengenali kisahnya sendiri, dan mengutuk keras peristiwa itu!
Pertama kali membaca dongeng ini, aku tidak bisa menahan tawa. Gosip oh gosip..., betapa kejamnya dirimu. Betapa sebuah tindakan, yang disampaikan dengan perkataan dari mulut ke mulut, dapat dipelintir maknanya sedemikian hingga tidak ada lagi kebenaran di dalamnya. Memang sih, 'tidak mungkin ada asap tanpa api'. Tapi kalau yang ini, ibaratnya api buat bakar sate, dibilang kebakaran hutan. Tapi mungkin memang itulah yang hendak disampaikan pengarang pada pembacanya. Bahwa dari sekian banyak cerita, berita, dan kisah yang kita dengar setiap hari, seberapa terpercayakah sumber berita-berita tersebut. Berapa persenkah dari keseluruhan kisah yang benar-benar terjadi. Dan di jaman di mana arus informasi mengalir sedemikian derasnya, dongeng HC Andersen yang satu ini sungguh pas untuk jadi bahan pemikiran.

***
Hans Christian Andersen
Hans Christian Andersen (2 April 1805– 4 August 1875) adalah pengarang, penulis dongeng anak dan puisi kelahiran Denmark. Karya-karyanya telah diterjemahkan lebih dari 150 bahasa di dunia dan telah diadaptasi dalam berbagai cara; film layar lebar,pertunjukan drama, pertunjukan balet dan juga film animasi. Dongeng-dongengnya yang lain (selain yang telah disebut di atas) termasuk Thumbelina, The Snow Queen, The Princess and the Pea, The Chimney Sweep dan The Stedfast Tin Soldier.
HC Andersen terjatuh dari tempat tidurnya di Rolighed -rumahnya di dekat kota Copenhagen- di musim semi 1875 dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 4 Agustus 1875.
Sebuah patung putri duyung dibangun di pantai kota Copenhagen untuk mengenang Andersen dan kisah Little Mermaidnya. Sedangkan di Central Park, kota New York, ada sebuah patung dirinya sedang duduk bersama seekor itik untuk menggambarkan kisah Ugly Duckling.

***

Review ini ikut disertakan pada event Baca Bareng Cerpen Klasik yang diselenggarakan oleh Blog Baca Klasik dan Penerbit Serambi.

No comments: